BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan media informasi di Indonesia dewasa ini memperlihatkan kemajuan yang cukup pesat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya stasiun televisi, stasiun radio, serta majalah dan surat kabar baik yang cakupannya lokal ataupun nasional yang menyebar ke pelosok nusantara. Hal ini juga disebabkan kebutuhan masyarakat akan informasi yang terus mengalami peningkatan. Kebutuhan masyarakat inilah yang kemudian juga mendorong tiap-tiap institusi media untuk lebih profesional dan terampil dalam mencari, mengolah, dan menyampaikan informasi kepada masyarakat. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemikiran dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek, tujuan periklanan ini bermuara pada upaya untuk dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli sebuah produk yang ditawarkan. Kata Iklan sendiri berasal dari bahasa yunani, yang artinya adalah upaya menggiring orang pada gagasan. Adapun pengertian secara komprehensif atau luas adalah semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang ataupun jasa secara nonpersonal melalui media yang dibayar oleh sponsor tertentu. Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan.
Menurut pakar periklanan dari Amerika, S. William Pattis iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi dan mempromosikan produk dan jasa kepada seseorang atau pembeli yang potensial. Tujuannya adalah mempengaruhi calon konsumen untuk berfikir dan bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan. Pengertian lainnya, iklan adalah seni menyampaikan apa yang ditawarkan atau dijual untuk mendapatkan perhatian dan menempatkan produk secara unik kedalam pikiran konsumen dengan alat bantu Secara spesifik, terdapat perbedaan dan persamaan antara iklan dan periklanan. Persamaannya adalah bahwa keduanya merupakan pesan yang ditujukan kepada khalayak. Perbedaannya yaitu iklan lebih cenderung kepada produk atau merupakan hasil dari periklanan, sedangkan periklanan merupakan keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan. iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang untuk suatu produk atau sebagai pemicu penjualan-penjualan cepat. Disadari atau tidak, iklan dapat berpengaruh tetapi juga dapat berlalu begitu cepat. Iklan sangat unik karena iklan dapat mencapai tujuan meskipun disampaikan dengan panjang lebar dan terkadang membingungkan. Karena kita membayar iklan maka kita dapat memilih media yang sesuai untuk pemasangan atau penayangan iklan, sehingga pesan di dalamnya dapat sampai pada kelompok sasaran yang dituju.
5 elemen yang dapat mengkategorikan bahwa iklan itu bagus denagn memenui beberapa kriteria dibawah ini:
1. Attention (perhatian)
2. Interest (minat)
3. Desire (kebutuhan)
4. Conviction (keinginan)
5. Action (tindakan)
konsumen untuk kenikmatan dan gaya hidup. Dalam elemen Attention, iklan harus mampu menarik perhatian khalayak sasaran. Untuk itu, iklan membutuhkan bantuan ukuran, penggunaan warna, tata letak, atau suara-suara khusus.
Untuk elemen Interest, iklan berurusan dengan bagaimana konsumen berminat dan memiliki keinginan lebih jauh. Dalam hal ini konsumen harus dirangsang agar mau membaca, mendengar, atau menonton pesan-pesan yang disampaikan. Selain itu, iklan juga harus memiliki komponen Desire, yaitu mampu menggerakkan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati produk tersebut. Setelah itu, iklan juga harus mempunyai elemen Conviction, yang artinya iklan harus mampu menciptakan kebutuhan calon pembeli. Konsumen mulai goyah dan emosinya mulai tersentuh untuk membeli produk tersebut. Akhirnya, elemen Action berusaha membujuk calom pembeli agar sesegera mungkin melakukan suatu tindakan pembelian. Dalam hal ini dapat digunakan kata beli, ambil, hubungi, rasakan, dan lain-lain.
Namun demikian, dalam era yang serba over comunication iklan ini, penulis iklan harus cukup hati-hati. Banyak kalangan yang merasa alergi melihat iklan. Salah satu di antaranya karena iklan tersebut membosankan atau terlalu terkesan memaksa. Di sisi lain, kita juga perlu memperhatikan rencana strategi pemasaran secara umum. Tentu saja target iklan untuk produk baru, akan sangat berbeda dengan iklan untuk produk yang sudah lama melekat dalam benak konsumen. Begitu juga golongan target audience atau calon konsumen dan ciri fungsi produk dari iklan -- mempengaruhi pemakaian kata-kata yang akan dipakai. Bahasa yang dipakai untuk iklan yang target audience-nya anak-anak tentu berbeda dengan iklan yang target audience-nya orang dewasa laki-laki .Bahasa yang dipakai untuk iklan rokok tentu berbeda dengan iklan yang dipakai untuk iklan obat masuk angin. Untuk iklan obat masuk angin copywriter dapat menggunakan kata "segeralah minum obat X", namun untuk iklan rokok kata-kata itu tidak dapat digunakan. Di sini yang membedakan adalah ciri fungsi iklan. Obat masuk angin dipakai langsung untuk mengobati penyakit yang sering diidap oleh masyarakat
Seperti definisi politik, definisi komunikasi politik juga terdapat keberagaman. Misal, Dan Nimmo mendefinisi komunikasi politik sebagai kegiatan komunikasi yang berdasarkan konsekuensi-konsekuensinya (aktual maupun potensial) yang mengatur perbuatan manusia di dalam kondisi-kondisi konflik. Definisi ini menggunakan pendekatan konflik, dan biasanya meliputi hubungan antar partai politik, antar pemerintah atau antar bangsa yang berhubungan dengan bidang politik. Roelofs (dalam Sumarno & Suhandi, 1993) mendefinisikan komunikasi politik sebagai komunikasi yang materi pesan-pesan berisi politik yang mencakup masalah kekuasaan dan penempatan pada lembaga-lembaga kekuasaan (lembaga otoritatif). Secara sederhana, komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara “yang memerintah” dan “yang diperintah”. Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang kongkret sebenarnya telah dilakukan oleh siapa saja: mahasiswa, dosen, tukang ojek, penjaga warung, dan seterusnya. Dalam praktiknya, komuniaksi politik sangat kental dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, dalam aktivitas sehari-hari, tidak satu pun manusia tidak berkomunikasi, dan kadang-kadang sudah terjebak dalam analisis dan kajian komunikasi politik.
Efektivitas iklan sebagai komunikasi massa menjalar ke ranah politik Indonesia. Jelang pilpres Juli nanti iklan-iklan politik kian menjamur dan semakin tumbuh subur di tengah masyarakat konsumen Indonesia. Tokoh-tokoh politik menyadari betul bahwa iklan politik dapat mengorganisir wacana secara massif dan efisien. Para agen pemasaran dan biro iklan menciptakan sistem makna, gengsi dan identitas dengan mengasosiasikan produk (baca: tokoh) mereka dengan gaya hidup, nilai simbolik dan kepuasan tertentu, demi suatu pencitraan.
Pencitraan adalah strategi dasar dalam memperoleh kekuasaan. Instrumen yang digunakan biasanya dengan daya politik. Sehingga tidak ada hal apapun yang tidak bisa di politisasi, termasuk iklan. Melalui iklan, profil dan program seorang calon presiden menjadi terwakili oleh durasi waktu yang ditampilkan. Perang opini dan perang citra bermetamorfosis menjadi perang iklan politik. Menyerang, defensif, justifikasi adalah muatan yang sering dipakai sebagai bumbu penyedap iklan. Masyarakat disuguhkan pertikaian politik yang panjang dan melelahkan, sementara capres beserta jajaran suksesinya mempertontonkan kemampuannya bermanuver dalam retorika guna membangun serta mempertahankan popularitasnya.
Situasi tersebut semakin nyaman ketika masyarakatpun “terbelah dua”. Sebagian kalangan sangat menggemarinya, ibarat menonton kompetisi sepakbola atau drama sinetron populer. Kelompok jenis ini gemar memantau dan mengikuti setiap acara yang mempertontonkan debat pihak-pihak yang berseteru. Ironisnya hanya sekedar gemar, namun “ogah” menentukan sikap. Sementara kelompok lain pada masyarakat, memilih untuk bersikap netral namun dalam pengertian yang pasif, masa bodoh, baginya yang terpenting mencontreng itu pun kalau terdaftar di DPT. Iklim demokrasi jelas merestui segala bentuk kampanye termasuk melalui media iklan, bahkan di Indonesia aturan tersebut di undang-undangkan. Iklan politik yang baik haruslah substansial, terarah, fokus terhadap suatu persoalan, memandang rekam jejak tetapi tidak menyerang karakter apalagi kepribadian.
Elit politik harus memberi teladan yang baik dalam berdemokrasi, sebab seluruh proses pemilu 2009 adalah bahan rujukan bagi pelaksanaan demokrasi sampai di lapisan bawah struktur masyarakat. Jika dalam pemilihan kepala desa, ketua BEM mahasiswa, atau ketua kelas di sekolah diwarnai ricuh, atau permusuhan, maka itu adalah “turunan” dari perilaku elit politik di pentas demokrasi nasional.Setiap pagelaran demokrasi di Indonesia dalam skala besar semacam Pemilu 5 tahunan serta Pilkada memiliki korelasi bagi praktek berdemokrasi di tingkat bawah. Oleh karenanya elit politik harus meninggalkan cara berpolitik yang tidak elegan, kasar, dan tidak berjiwa besar. Ada tiga konsekuensi yang harus di tanggung oleh kaum elit politik jika menerapkan cara berpolitik demikian.
Yang dimaksud dengan media iklan adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebar luaskan pesan – pesan iklan. Pada prinsipnya, jenis media iklan dalam bentuk fisik dibagi kedalam dua kategori yaitu media iklan cetak dan media iklan elektronik. Media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual yang dihasilkan dari proses percetakan; bahan baku dasarnya maupun sarana penyampaian pesannya menggunakan kertas). Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal tentang rekaman peristiwa yang diubah dalam kata-kata, gambar foto dan sebagainya ( contoh : surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, poster. Sedangkan media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan eletromagnetis (contoh televisi, radio, internet). Diantara dikotomi media tersebut ada satu media yang tidak termasuk dalam kategori keduanya yaitu media luar ruang (papan iklan atau billboard)
Jika dilihat dari pekerjaan kreatifnya maka media iklan terbagi dua jenis yaitu :
a. media lini atas (above the line) ; media utama yang digunakan dalam kegiatan periklanan, contoh ; televisi, radio, majalah, surat kabar.
b. Media lini bawah (below the line) ; media pendukung dalam kegiatan periklanan, contoh : pamflet, brosur dan poster.
Banyaknya iklan para tokoh politik yang dalam hal ini adalah para calon anggota legislatif (caleg) yang memasang iklan mereka dijalan-jalan protokol kabupaten bojonegoro, iklan disini yaitu banner yang bergambarkan foto para calon anggota legislatif tersebut besampingan dengan logo partai bahkan tak sedikit dari para calon anggota legislatif tersebut yang memasang foto mereka berdampingan dengan foto tokoh elit partainya. Disepanjang jalan kabupaten bojonegoro yang biasanya sepi dengan gambar-gambar, pada musim pemilihan anggota legislatif ini banner para calon anggota legislatif sudah menyebar di pinggir – pinggir jalan protokol kota. Dan ditempat-tempat strategis di kabupaten bojonegoro seperti dikawasan terminal rajekwesi bojonegoro, kawasan alun-alun kota bojonegoro, kawasan pasar kota bojonegoro, dan didepan bravo swalayan . tempat –tempat tersebut merupakan tempatyang biasanya rame dengan iklan-iklan produk yang di promosian, kini telah berubah menjadi media promosi para calon, anggota legislatif kabupaten bojonegoro.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
”Bagaimana pengaruh pemasangan iklan politik luar ruangan para calon anggota legislatif Periode 2009-2014 terhadap miat pliih para tukang becak dikabupaten bojonegoro”.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui pengaruh pemasangan iklan politik luar ruangan para calon anggota legislatif Periode 2009-2014 terhadap miat pliih para tukang becak dikabupaten bojonegoro”. Begitu pula dengan tokoh politik dan partai politik mempromosikan individu mereka sendiri maupun partainya tentunya dengan tujuan agar masyarakat luas mengenal individu tersebut maupun partai politiknya, salah satunya media yang digunakan para elit politik maupun partai politik menggunakan iklan sebai media promosi mereka. Iklan merupakan sebuah proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan peneliti pada khususnya dan mahasiswa ilmu komunikasi pada umumnya mengenai periklanan, dan juga bermanfaat bagi para calon anggota legislatif tentunya agar penyamain iklan politik mereka dimengerti oleh khalayak umum, dan para calon anggota legislatif juga bisa mengetahui efektif tidaknya sebuah media periklanan politik yakni media politik luar ruangan (banner). Sehingga pesan politik mereka tersampaikan kepada khalayak dan mampu mempengaruhi khalayak.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada calon anggota legislatif yang ingin membuat iklan politik luar ruangan (banner), sehingga mereka bisa mengetahui keefktifan dari media tersebut, sebelum mereka menggunakan media tersebut untuk menyampaikan iklan politik mereka.
BAB II
KERANGKA TEORI
1. Pengertian Komunikasi
Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial. Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial. Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. Komunikasi dalam pengertian umum dapat dilihat dari dua segi yakni:
a. Pengertian Komunikasi Secara Etimologis
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Arti communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal (Joseph Devito, 1997: 215). Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif Sebaliknya jika ia tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara orang-orang itu tidak komunikatif. b. Pengertian Komunikasi Secara Terminologis
Menurut Uchjana (1992: 321) secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan disini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human communication, yang sering kali pula disebut komunikasi sosial atau komunikasi antar manusia.
Secara pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film, maupun media non-massa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk dan sebagainya. Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatis bersifat intensional, mengandung tujuan, karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, tergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang dijadikan sasaran. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.
Komunikasi merupakan faktor penting dalam menentukan berhasil tidaknya fungsi-fungsi di dalam kerja. Agar pekerjaan rutin dalam kerja berjalan dengan lancar, dibutuhkan adanya beberapa keahlian yang dimiliki oleh personel dalam kerja. Agar pelaksanaan personel kerja tersebut dapat berhasil dengan baik, maka salah satu faktornya adalah memperhatikan hubungan dari setiap unit kerja maupun orang-orangnya, agar dapat ditumbuhkan kerja sama dalam kerja. Kebutuhan akan komunikasi memang merupakan masalah yang fundamental bagi setiap manusia. Oleh karena itu komunikasi sebagai alat ekspresi dari tiap keinginan manusia, baik secara kelompok maupun individu. Pengertian komunikasi yang diungkapkan oleh Dahn Suganda adalah komunikasi adalah sebagai proses transfer dari pikiran atau ide seseorang sebelumnya yang diterjemahkan dalam bentuk kata-kata atau isyarat-isyarat, yang nantinya oleh penerimanya kata-kata atau isyarat- isyarat tersebut lalu diterjemahkan lagi melalui proses dalam pikiran kemudian jawaban sebagai feed back terhadap pesan yang disampaikan tadi (Dahn Suganda, 1981: 91).
2. Pengertian komunikasi politik
Definisi komunikasi politik juga terdapat keberagaman. Misal, Dan Nimmo mendefinisi komunikasi politik sebagai kegiatan komunikasi yang berdasarkan konsekuensi-konsekuensinya (aktual maupun potensial) yang mengatur perbuatan manusia di dalam kondisi-kondisi konflik. Definisi ini menggunakan pendekatan konflik, dan biasanya meliputi hubungan antar partai politik, antar pemerintah atau antar bangsa yang berhubungan dengan bidang politik. Roelofs (dalam Sumarno & Suhandi, 1993) mendefinisikan komunikasi politik sebagai komunikasi yang materi pesan-pesan berisi politik yang mencakup masalah kekuasaan dan penempatan pada lembaga-lembaga kekuasaan (lembaga otoritatif). Secara sederhana, komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah.
3. Pengertian Iklan
Kata Iklan sendiri berasal dari bahasa yunani, yang artinya adalah upaya menggiring orang pada gagasan. Adapun pengertian secara komprehensif atau luas adalah semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang ataupun jasa secara nonpersonal melalui media yang dibayar oleh sponsor tertentu. Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan.
Menurut pakar periklanan dari Amerika, S. William Pattis iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi dan mempromosikan produk dan jasa kepada seseorang atau pembeli yang potensial. Tujuannya adalah mempengaruhi calon konsumen untuk berfikir dan bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan. Pengertian lainnya, iklan adalah seni menyampaikan apa yang ditawarkan atau dijual untuk mendapatkan perhatian dan menempatkan produk secara unik kedalam pikiran konsumen dengan alat bantu Secara spesifik, terdapat perbedaan dan persamaan antara iklan dan periklanan. Persamaannya adalah bahwa keduanya merupakan pesan yang ditujukan kepada khalayak. Perbedaannya yaitu iklan lebih cenderung kepada produk atau merupakan hasil dari periklanan, sedangkan periklanan merupakan keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan. iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang untuk suatu produk atau sebagai pemicu penjualan-penjualan cepat. Disadari atau tidak, iklan dapat berpengaruh tetapi juga dapat berlalu begitu cepat. Iklan sangat unik karena iklan dapat mencapai tujuan meskipun disampaikan dengan panjang lebar dan terkadang membingungkan. Karena kita membayar iklan maka kita dapat memilih media yang sesuai untuk pemasangan atau penayangan iklan, sehingga pesan di dalamnya dapat sampai pada kelompok sasaran yang dituju.
4. Pengertian iklan politik
Semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan individu maupun partai mereka, secara nonpersonal melalui media yang dibayar oleh sponsor tertentu. Dan berisikan muatan-muatan politik, seperti berisikan profil pribadi tokoh elit partai tersebut yang nantinya akan membangun minat pilih masyarakat akan diberikan kepada calon tersebut yang lebih dikenal masyarakat sehingga nantinya suara atau hak pilih masyarakat terebut diberikankepada orang yang sering melihat iklan tersebut. Dan kepercayaan individu kaepada calon anggota legislatif maupun kepada partai akan tercipta sehingga hak pilih orang tersebut akan diberikan dengan sendirinya.
3..HIPOTESIS
H0: Adanya pengaruh pemasangan iklan poltik calon anggota legislatif terhadap minat pilih tukang becak dikabupaten bojonegoro.
H1: Tidak ada pengaruh komunikasi pemasaran iklan poltik calon anggota legislatif terhadap minat pilih tukang becak dikabupaten bojonegoro.
BAB III
METODE PENELITIAN
1.Metode penelitian yang digunakan
Penelitian ini yang berudul pengaruh pemasangan iklan politik luar ruangan (banner) calon anggota legislatif terhadap minat pilih masyarakat (tukang becak dikabupaten bojonegoro). Peneliti kali ini menggunakan metode penelitian kuantitatif untuk mengidentifikasi masalah ini. Secara umum iklan politk banyak sekali media pengiklan yang digunakan para elit politik dan elit partai dalam mempromosikan tokoh tersebut dan partainya, secara umum media yang digunakan mulai dari media cetak dan audio visual, media outdoor maupun media indoor. Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif karena keakuratanta dalam meneliti masalah ini itupun disebabkan karena masalah yang diteiliti ingin dijabarkan secara detail dan rinci.
2.Desain Penelitian
Memmberikan kusionner kepada para tukang becak di 5 tempat yakni di kawasan terminal rajekwesi bojonegoro, tukang becak diseputaran stasiun kota bojonegoro, tukang becak yang biasa mangkal di bravo swalayan dan para tukang becak di sekitar pasar kota bojonegoro. Variabel yang diteliti yakni minat pilih tukang becak tersebut terhadap pemilahan calon anggota legislatif kabupaten bojonegoro dapil 1 dan keefektifan media pengiklan luar ruangan tersebut.
3. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari tanggal 5 agustus 2009 sampai dengan 25 desember 2009, bertempat di kabupaten bojonegoro.
5.Teknik sampling
Peneliti kali ini menggunakan Cluster Sampling (Penarikan Sampel kelompok)
Populasi juga terdiri dari beberapa kelompok Sampel yang diambil berupa kelompok bukan individu atau anggota.
Misalnya !!!!
Antara tukang becak yang mangkal dikawasan pasar dengan dikawasan terminal pastinya berbeda iklan politik yang sering mereka lihat(foto CALEG).
Contoh:
Di setiap kawasan terdapat 80 tukang becak jika dalam penelitian kali ini saya meneliti 5 kawasan yang tiap kawasan terdiri dari 80 tukang becak maka jumlah keseluruhan sampelnya adalah 480 tukang becak, dan dari setiap kawasan diambil 20 sampel saja yang mewakili tiap-tiap kawasan dengan data sebagai berikut :
1. 20 tukang becak dikawasan terminal RAJEKWESI bojonegoro.
2. 20 tukang becak dikawasan alun-alun kota bojonegoro.
3. 20 tukang becak dikawasan pasar kta bojonegoro.
4. 20 tukang becak dikawasan stasiun bojonegoro.
5. 20 tukang becak dikawasan bravo swalayan.
1. Stratified Cluster Sampling ( Teknik sampling bertingkat dan Kluster)
Teknik sampling campuran yang menggunakan teknik bertingkat dan kluster,maksudnya adalah sampel di ambil secara bertingkat dengan kelompok-kelompok setelah itu di ambil sampel lagi secara luas dan besar yaitu dengan teknik cluster.Keunggulan dalam teknik ini adalah data yang di ambil dari sampel dan menjadi populasi bisa mewakili dari beberapa daerah,namun kekurangan dari teknik ini adalah teknik ini membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang banyak sehingga kurang efisien dalam suatu penelitian.
• contoh
Populasi yang di jadikan sampel bertingkat dan kluster adalah tukang becak namun dengan ketentuan sebagai berikut :
- 20 tukang becak dikawasan terminal RAJEKWESI bojonegoro.
- 20 tukang becak dikawasan alun-alun kota bojonegoro.
- 20 tukang becak dikawasan pasar kota bojonegoro.
- 20 tukang becak dikawasan stasiun bojonegoro.
- 20 tukang becak dikawasan bravo swalayan.
• Populasi ( N ) & Bagian dari populasi ( n ) N n
Dari sampel tersebut adalah bertingkat dan kluster,bertingkat karena di bedakan dengan tempat biasa tukang becak mangkal ,sedangkan klusternya adalah umur dari tukang becak tersebut Hasil dari populasi tersebut adalah berbeda-beda umur maka erbeda juga data yang di peroleh misalnya saja tanggapan tukang becak tersebut terhadap caleg yang akan mereka pilih nenjadi wakil di gedung dewan.
6.Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data secar sekunder yakni dengan cara menyebar kuesioner kepada sampel yang telah ditentukan. Dan peneliti terjun langsung kelapangan untuk meneliti .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Hi, Arif..klo boleh tau hasil surveynya apa yah?
jd Iklan politiknya ad pengaruh ke si abang becak ato kagak?
klo gk keberatan, post bagian kesimpulannya donk.. nanggung bacanya.. thanks
Posting Komentar