Pages

Berisi tentang seluruh kegiatan kuliahku dan seluruh tugas yang aku kerjakan selama dibangku perkuliahan.

On Senin, 11 Mei 2009 0 komentar

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya kurang lebih adalah 'menggiring orang pada gagasan'. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah "semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu..." Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu. Dengan demikian, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.
Karena itulah para ahli periklanan sepakat untuk membuat dan menetapkan batasan dan etika beriklan agar tidak merugikan konsumen/masyarakat hal itu dimaksudkan disamping untuk menjaga etika beriklan juga menjaga stabilitas masyarakat agar tidak rusak akibat dampak iklan yang berlebihan. Karena bagaimanapun, kampanye dan promosi gagasan atau individu pada Pemilu/Pilkada/Pendidikan adalah juga kegiatan periklanan, sehingga ia sudah seharusnya tunduk pula kepada etika periklanan.
Dan salah satu yang perlu diingat bahwa satu landasan utama dalam penyelenggaraan periklanan adalah kenyataan sekaligus kemampuannya untuk mengidentifikasi produk-produk yang sah atau resmi, dan sudah tersedia (terbukti) di pasar atau di tengah masyarakat. Memayungi semua jenis periklanan baik politik maupun Pendidikan dalam naungan etika periklanan umum akan membuat gagasan kebijakan publik atau ketokohan seseorang dan nama baik lembaga menjadi benar-benar memiliki legitimasi sebagai produk-produk yang layak dipasarkan. Hal itu berdasarkan fakta bahwa tidak semua produk yang beriklan dapat mencapai sukses seperti yang diharapkan oleh pengiklannya.
Kampanye periklanan yang keliru justru kian menghancurkan produk tersebut. Ini berarti ada risiko yang harus juga selalu diperhitungkan oleh para pemasang iklann. Produk/Pemilu/Pilkada/Pendidikan, Sehingga mereka dapat lebih jujur dan berhati-hati dalam mengemukakan janji-janjinya. Karena janji-janji pada pesan periklanan Produk/Pemilu/Pilkada/Pendidikan, di kemudian hari, akan dijadikan rujukan oleh masyarakat dalam menilai kinerja pihak yang berkepentingan tersebut.Itulah pengertian bentuk, batasan dan etika iklan yang kita sepakati karena semua itu sesuai dengan semangat syariah Islamiyah (fikih) yang menjunjung maqasid dan maslahat umum daripada tex.
Iklan pendidikan yang menjamur dan bertebaran ke plosok-plosok kampung mulai dari sekolah yang "elit" sampai yang "pailit" dan tidak ketinggalan Pondok Pesantren juga ikut-ikutan membuat iklan untuk meramaikan persaingan dunia pendidikan. Jenis ketiga ini juga tidak lepas dari kebohongan publik karena banyak brosur dan iklan Pendidikan (Sekolah/Pesantren) begitu menjanjikan dan menarik, ekseklusif dengan program-program palsunya? Tapi semua itu ternyata banyak dibuat oleh lembaga Pendidikan yang sebenarnya sedang sekarat karena tidak ada dana oprasional, tapi tetap berusaha menjaring pemasukan dana dari Siswa/Mahasiswa baru. Sehingga terjadilah penumpukan "dosa" yaitu kebohongan publik dan pembodohan masyarakat. Dalam hal ini banyak kita temukan jargon, visi dan misi lembaga pendidikan yang menarik, bagus, menggigit telinga tapi ternyata dibuat hanya untuk menghadapi persaingan dunia pendidikan dan dibuat oleh lembaga yang tertinggal jauh.
Iklan apapun jenis dan bentuk yang diiklankan selama mendidik dan tidak bertentangan dengan etika periklanan dan tidak melawan budaya lokal apalagi norma Agama, sangat dibutuhkan dan penting. Tapi kenyataannya etika periklanan dewasa ini tidak lagi berlaku, sehingga banyak menimbulkan efek negatif dalam sekala besar yang mengkhawatirkan.
Yang dimaksud dengan media iklan adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebar luaskan pesan – pesan iklan. Pada prinsipnya, jenis media iklan dalam bentuk fisik dibagi kedalam dua kategori yaitu media iklan cetak dan media iklan elektronik. Media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual yang dihasilkan dari proses percetakan; bahan baku dasarnya maupun sarana penyampaian pesannya menggunakan kertas). Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal tentang rekaman peristiwa yang diubah dalam kata-kata, gambar foto dan sebagainya ( contoh : surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, poster. Sedangkan media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan eletromagnetis (contoh televisi, radio, internet). Diantara dikotomi media tersebut ada satu media yang tidak termasuk dalam kategori keduanya yaitu media luar ruang (papan iklan atau billboard)
Jika dilihat dari pekerjaan kreatifnya maka media iklan terbagi dua jenis yaitu :
a.media lini atas (above the line) ; media utama yang digunakan dalam kegiatan periklanan, contoh ; televisi, radio, majalah, surat kabar.
b.Media lini bawah (below the line) ; media pendukung dalam kegiatan periklanan, contoh : pamflet, brosur dan poster.
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
“Pengaruh penayangan iklan sekolah gratis terhadap perubahan paradigma masyarakat desa kalau pendidikan itu memerlukan biaya yang mahal”.
C.TUJUAN PENELITIAN
Dari rumusan masalah diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai tujuan penelitian, yaitu:
“Mengetahui pengaruh penayangan iklan sekolah gratis tersebut terhadap perubahan paradigm masyarakat desa yang selama ini berasumsi sekolah itu harus bayar dan mahal” (masyarakat pemirsa televisi didesa sumodikaran, kecamatan dander kabupaten bojonegoro).
D.HIPOTESIS
H0: Adanya pengaruh penayangan iklan sekolah gratis tersebut terhadap perubahan paradigm masyarakat desa sumodikaran yang menganggap bahwa pendidikan itu harus mengeluarkan biaya dan mahal.
H1: Tidak ada pengaruh penayangan iklan sekolah gratis tersebut terhadap perubahan paradigm masyarakat desa sumodikaran yang menganggap bahwa pendidikan itu harus mengeluarkan biaya dan mahal.


BAB II
KERANGKA TEORI
A.PENGERTIAN IKLAN PENDIDIKAN
Iklan pendidikan merupakan iklan yang disampaikan oleh institusi pendidikan, baik dinas pendidikan kecamatan, kabupaten propinsi, dan atau oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan. Dengan bermacam-macam tujuan pula misal iklan pendidikan tentang pendidikan gratis yang sedang diteliti peneliti kali ini yakni iklan sekolah gratis yang dibintang iklani oleh cut mini, yang bercerita tentang sopir angkot yang hamper menabrak seorang loper Koran yang mengantarkan anaknya kesekolah, sopir angkot tersebut berkomentar mau jadi apa sekolah yang ditanggapi cut mini bapaknya loper Koran anaknya bisa jadi wartawan, bapaknya sopir anaknya bisa jadi pilot, jika mempunyai kemauan untuk besekolah.
B.RUANG LINGKUP PENELITIAN
Variabel yang diteliti oleh peneliti kali ini yakni pengaruh penayangan iklan tersebut terhadap masyarakat pedesaan tersebut, baik dampak baik maupun dampak buruk dari penayangan iklan tersebut. Jika penayangan iklan tersebut dimaksudkan oleh dinas pendidikan nasional agar paradigma masysrakat desa akan pendidikan yang selalu mahal. Namun pada kali ini hal tersebut ingin dibuang jauh-jauh dan digantikan dengan pendidikan yang gratis, sehingga nantinya masyarakat tidak takut lagi jika akan menyekolahkan anak-anak mereka karena biayayanya sudah ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia bisa menjadi bangsa yang berpendidikan.
C.KERANGKA OPERASIONAL
Pengaruh penayangan iklan sekolah gratis tersebut terhadap perubahan paradigm masyarakat desa sumodikaran yang menganggap bahwa pendidikan itu harus mengeluarkan biaya dan mahal. Yakni dengan cara menjalankan apa yang ada pada teori sebelumnya yakni memperlihatkan iklan tersebut kepada populasi sampel yang akan diteliti, pengaruh penayangan iklan tersebut dapat dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat didesa sumodikaran tersebut pada tahun ajaran baru setelah penayangan iklan tersebut dilayar kaca.
D.PENGUMPULAN DATA
Peneliti dalam penelitian kali ini menggunakan pengumpulan data dengan cara menyebar kuesioner kepada populasi obyek yang diteliti oleh peneliti. Kuesioner dipilih karena lebih efisien dan dapat teruji keakuratannya tentang apa hal yang diuji.

0 komentar: